Donnerstag, Februar 05, 2004

KinderPrinzenPaar

Sore ini kita sempat nonton KinderPrinzenPaar der Stadt Braunschweig di Galeria Kaufhof. Acaranya cuma sebentar, dari jam 16.11 bis 18.00. Kita datang sekitar jam lima, karena baru pulang dari Institut. Alhamdullillah sempat sekitar satu jam juga kita nonton. Pokoknya, walau Dzakiyyah belum tidur siang, dia kelihatan senang bangeet. Sampai2 ngga mau pulang. Sedangkan Fathur sudah tidur, jadi asyik2 aja dia nonton. Acara ini sebagai pemanasan menjelang acara karnaval yang akan diadakan di Braunschweig hari minggu ini. Acara karnaval ini menjadi rutinitas tahunan dikota2 Jerman. Asyiiik, minggu ini kita nonton lagi karnaval, biasanya orang banyaak bangeet. Dan pulang2 bawa permen dan coklat yang banyak. Kayak pawai tujuhbelasan laa. Semoga hari minggu ini ngga hujan...

Montag, Februar 02, 2004

Catatan HR Idul Adha dipenghujung musim dingin

Tak ada suara takbir dari corong2 mesjid, atau bunyi beduk dan celotehan anak2 kecil dijalanan yang berlari2 menuju mesjid. Yang ada hanya bunyi2an berisik dijendela kaca appartmentku diterpa hujan yang memang deras sejak tadi malam. Terasa dingin disekujur tubuh, saat kutatap keluar jendela melihat situasi dijalanan dibawah sana. Semua memang terekam jelas karena letak appartment kami ada dilantai delapan. Arah pertama yang dituju adalah traffic light, pas sebelah kiri pandangan dari jendela. Jalanan sepi, hanya satu dua mobil yang lewat, karena memang hari ini hari minggu ditambah hujan lebat. Minggu, 1 Februar 2004 ini bertepatan dengan 10 Zulhijjah 1424, IDUL ADHA. Ini kali ke-empatnya saya melaksanakan lebaran Idul Adha di Braunschweig ini. Setelah kami melaksanakan sholat subuh, terlihat Dzakiyyah sudah duduk sambil bersimpuh dan spontan bertanya, "Ayah ngga sekolah?". Saya menatapnya dan perlahan menghampirinya serta memeluknya, "ngga Nak, kan hari ini hari minggu, dan kita mau pergi sholat Idul Adha." Saya menatapnya lagi sambil menunggu jawaban darinya. "Ayuk boleh ikut?", katanya. "Boleh, adek Fathur juga ikut, mamamu juga ikut...semua ikut" jawabku lagi. Tampak keceriaan diraut wajahnya dan dia beranjak dari duduknya menuju kamar mandi. Sementara Fathur masih tidur, dan kita mempersiapkan segala sesuatunya untuk berangkat sholat Idul Adha. Ya kinderwagen plus decke dan payung untuk menghindari hujan, walau tampaknya sudah berangsur-angsur reda. Minuman dan sedikit roti, kalau2 nanti mereka lapar di Mesjid atau dijalan. Karena seperti biasa, tidak ada toko atau supermarkt yang buka dihari Minggu/libur. Setelah dari kamar mandi, Dzakiyyah dipasangin baju, tentunya berlapis2 karena musim dingin. Dan lapisan terluar adalah Jacke, namun jas hujan buat dia juga telah digantung diKinderwagennya Fathur. Setelah kita bertiga selesai, bangunlah Fathur, lalu diganti pakaian dan kita berangkat. Pas berdiri didepan appartment kami, benar ternyata rintik2 hujan masih ada, langsung jas hujan Dzakiyyah dipasang dan decke kinderwagen Fathur juga dipasang, serta payung dibuka. Lalu kita berdiskusi kecil mau naik S-bahn atau jalan kaki. Dengan pertimbangan, akhirnya kita putuskan jalan kaki, karena kalau naik S-bahn harus menunggu sekitar setengah jam lagi sedangkan kalau jalan kaki hanya sekitar 20 menit dan tak perlu pula bayar 1.7 euro. Nah, guenstig oder? Dzakiyyah kelihatannya menikmati hujan rintik2 ini, sekali-kali dia injakkan kakinya digenangan air hujan dipinggir jalan. Dan terkadang dia berhenti sebentar. Tapi entah apa yang kepikir sama dia, mau pergi kemana? Ingat saya dulu waktu kecil, mulai dari bangun tidur...sudah ada tanda2 ini hari lebaran, biasanya bangun pagi2, trus bersama rombongan anak2 yang lainnya berlari-lari menuju mesjid. Sepanjang jalan orang2 berpakain warna-warni, putih, bermukenah, saling menyapa dan tersenyum bahagia, sementara gema takbir tak henti2nya. Kalau disini, jauh dari bayangan itu. "Kok, ngga ada teman2 yang lain ya?" celetukku sambil melihat kebelakang. "Apa, jam sholatnya benar jam setengah sepuluh?" kataku lagi, tanpa menunggu jawaban dari istriku. "Tadi malam pada nelpon benar jam setengah sepuluh sholat dan mulai takbiran jam sembilan" jawab istriku sambil mendorong terus Kinderwagennya Fathur. "Ah, mungkin karena hujan kali yaa..? teman-teman pada datang terlambat" celotehku lagi memberi keyakinan. Jam sembilan kurang sedikit akhirnya kami sampai juga ke mesjid baru, alhamdulillah sudah hampir separoh ruangan mesjid yang berkapasitas sekitar limaratus orang ini terisi, dan kita juga tidak telat. Ruangan untuk ibu2 dan Bapak2 dipisah. Masuk keruangan mesjid, baru terasa bahwa sekarang ini adalah HR Idul Adha, gema takbir..allahu akbar...allahu akbar..allahu akbar mengisi seluru ruangan mesjid. Wah indahnya ucapan itu.....Sehabis sholat kita tanpa dikomandoi berkumpul sesama teman2 dari Indonesia yang kurang lebih sekitar 20 orang. Saling bersalaman, berpelukan, yaa..pelepas rindu lebaran ditanah air. Lalu kita pulang kerumah masing2, karena siangnya kita akan mengadakan halalbihalal. Makanannya, wah banyaaaak, ada kimlo (khas palembang), kare kambing, kare ayam, baso ayam, sambal petai, salat plus kuah kacang, kerupuk, es campur, kue2 (ngga hapal namanya) de-el-el. Pokoknya makanan yang berbau ke-Indonesian-an......