Dienstag, Juni 01, 2004

Dzakiyyah dan PHP

Pagi tadi saya cukup terkesima dengan pernyataan Dzakiyyah pada Mamanya yang sedang asyik di dapur mempersiapkan roti yang akan saya bawa ke institut. Memang sudah rutinitas saya yang lebih duluan berangkat ke institut, setelah itu baru Dzakiyyah. Dan tentunya roti untuk makan siang juga lebih duluan disiapkan. Setelah itu baru mempersiapkan makanan/roti untuk bekal Dzakiyyah di KinderGarten-nya.

Nah, sehabis mamanya menggoreng roti untuk saya, trus mamanya bilang sama Dzakiyyah, “Dzakiyyah bawa roti juga yaa!“, seru mamanya seperti biasa. Padahal memang selalu dibikinin roti goreng plus keju, mentega plus gula ataupun kue yang lainnya. Tapi sebelum dibekalin dia mesti dikasih tahu dulu apa makanan yang bakal dia bawa. Dengan spontan Dzakiyyah menjawab, “Iya mama, bawa roti, cuma jangan digoreng yaa! Jawaban ini yang membuat saya kaget, kenapa? Ya karena umurnya juga belum genap 3.5 tahun, namun dia sudah ada pilihan, harapan dan permintaan (PHP). Jadi PHP disini bukan program komputer itu lho he..he..

Sesampainya dikantor saya masih teringat ucapan itu. Ada juga hal2 lain yang membuat saya tertarik terhadap tingkah laku anak2, kalau dia tidak mau makan biasanya dia akan bilang, ”nggak, nggak, Dzakiyyah sudah kenyang!”. Wah kalau sudah begini repot jadinya. Salah satu caranya adalah dengan menawarkan dia dua jenis makanan. Tawarannya kira2 begini; “Dzakiyyah mau makan nasi apa makan roti?“. Lalu Dia akan menjawab satu diantaranya. Jadi lucu juga strategi ini. Atau kalau memang dia nggak mau makan atau barangkali memang sudah kenyang, dia sendiri biasanya akan mengajukan alternatif lain. “Dzakiyyah mau minum susu aja!, katanya sambil menghindari piring nasi.

Yang lucunya lagi, dulu pernah dibilangin kalau Dzakiyyah nggak mau makan, maka nggak akan diajak main ke zentrum/kota. Nah, tawaran ini ternyata cukup mujarab untuk menyuruh dia makan karena bayangan dia kalau sudah makan bakalan diajak main ke zentrum. Memang kalau sudah demikian kita selalu mengajak dia main ke sana(spiel platz di Zentrum). Tapi lambat laun cara ini jadi basi alias udah nggak mempan lagi. Pernah sekali waktu mamanya bawa nasi untuk makannya dan kelihatannya dia memang sedang nggak mau makan. Sebelum mamanya menawarkan makanan tersebut, dia sudah terlebih dahulu bilang, “Mama, Dzakiyyah nggak mau main ke kota”, celetuknya. Padahal ditawari makan saja belum, dia sudah antisipasi duluan he..he..

Ternyata kalau dilihat cases seperti ini, dari kecil pun tanpa disadari kitapun sudah belajar PHP (pilihan, harapan dan permintaan). Nah, ngomong2 sudah pada punya capres pilihan belum nih??! Air sawah air payau, ..nggak nyambung layawww…..!!!