Freitag, März 12, 2004

Ueberweisung

Hari yang cukup cerah, suhu sekitar 7 derajat, tak ada hujan dan tak ada salju. Biasanya cuaca begini menandakan akan berakhirnya musim dingin dan menjelang musim sommer yang sebelumnya akan dihiasi dengan musim semi yang indah dengan bunga2nya dimana2. Dari beberapa aktivitas hari ini, ada satu yang menarik untuk ditulis diblogger ini, yakni ueberweisung.

Kemaren sore saya dapat paket dari teman saya (senior) yang barusan telah menjadi doktor baru dibidang pertanian juga, khususnya budidaya pertanian. Dia memperoleh gelar doktor (Dr. sc.agr.) dengan mempertahankan disertasinya dengan judul "Cultivation status and genetic diversity of yam been (Pachyrhizus erosus (L.) Urban) in Indonesia", bahasa kerennya yaa..sekitar per-bengkuang-an di Indonesia. Ujiannya dilaksanakan Februar 2004 di Uni goettingen tepatnya Fakultaet fuer Agrarwissenschaften. Ok deh, selamat sekali lagi buat Kang Agung Karuniawan dengan titel barunya ini, semoga makin memajukan dunia perbengkuangan kita.

Alih cerita, saya hari ini mau bantuin legalisir ijazah yang dipaketkannya itu di Regierung atau dipemerintahan yang kebetulan adanya dikota saya. Nah, pagi sekitar jam 09.30 saya menuju gedung pemerintah yang telah ditulis alamatnya dengan jelas, dan sebelumnya saya lihat dulu di internet lokasinya sebelah mana, eh..ternyata pas didepan citibank. Gedung tua, tinggi dan terletak dipersimpangan jalan utama kota. Kalau ngga salah Dzakiyyah dan Fathur sudah pernah berfoto ria disebelah gedung ini. Saya sampai keliling mencari pintu utamanya karena pintunya ada setiap sudut dan besar2 banget pintunya. Setelah mutar satu keliling, dengan yakin bin yakin masuklah ke salah satu pintu besar. Melangkah kedalam juga ngga ada seorangpun orang yang kelihatan, dalam hati saya pikir ini kantor atau gedung doang.

Terbayang kalau di Indonesia, kalau ada kantor pemerintahan dan apa lagi tempat urusan surat menyurat, sejak dari halte sudah ada yang menyapa ramah dan tersenyum "pagi pak!", "ada urusan apa pak", "bisa saya bantu", ramah dan ramah. Cuma jangan salah, bisa2 itu calo yang menawarkan jasa. Nah balik ke cerita diatas, setelah ngga ketemu satu orang pun pegawai, saya ketok saja salah satu pintu "guten tag!", saya masuk sedikit dan menjelaskan mau ketemu frau yang ngurus legalisir ijazah. Dengan sopan pegawai yang tadinya sibuk telpon2an mencari data frau tersebut dikomputer dan setelah itu langsung menuliskan ruangan bagian urusan itu, wow serba online. Dia menunjukkan kurang lebih dimana letak ruangan tersebut, dilantai 3. Setelah ketemu ruangannya, wah ada tulisan harus ke ruangan sebelahnya. Berjalan menuju ruangan sebelah, ketok dan masuk. Ketemulah saya dengan pegawai pemerintahan yang berdasi rapi plus dasi sedang duduk didepan komputer, dan sebelah kanannya ada kopi masih panas, ngebul. Kebayang gimana enaknya minum kopi itu, dasar lagi haus kali yee.

Saya utarakan maksud kedatangan, walau dia kelihatannya sudah tahu. Menit2 dia bekerja, saya perhatikan ruangan kerjanya, persi sama saja dengan dikita. Ada file, komputer, telepon, alat tulis dan tentunya lembaran kertas diatas meja. Nah setelah urusan hampir selesai, saya mengeluarkan uang untuk pembayaran legalisir ijazah tersebut. Karena menurut informasi dari teman saya harus bayar 15 euro perlembar, jadi totalnya 30 euro untuk 2 lembar. Dengan sopan dia menjelaskan bahwa pembayarannya ueberweisung atau tranfer lewat bank. Sambil dia memberikan lembaran tranfer dengan nomor konto dan nomor lainnya yang ditujukan konto pemerintah.

Jadi teringat tema diskusi disalah satu milis, bahwa cara tranfer atau tidak menggunakan uang kontan dalam transaksi apa lagi dilingkungan pemerintahan akan bisa menghindari praktek korupsi. Percaya atau tidak, cuma saya sangat percaya. Itulah salah satu contoh yang menarik di Jerman ini, jarang urusan dibayar dengan uang kontan (kecuali taksi kali yee).

Disamping bisa menghindari penyalahgunaan uang, cara ini juga mengurangi pekerjaan kita. Coba bayangkan, kalau selesai kerja ..masak kita harus menghitung kembali uangnya cukup apa ngga? Terus uangnya mau ditarok dimana? Toh itukan bulan uang pribadi. Enakkan cara tranfer ini!!! Nah satunya lagi, berkas yang dilegalisir sudah bisa langsung dibawa pulang tanpa harus menunjukkan bukti pembayaran. Malahan disurat keterangan yang dia berikan, bisa dibayar sampai tenggang waktu 30 hari. Tanpa menghiraukan tenggang waktu yang ada, dengan bergegas saya langsung pergi ke bank dan langsung tranfer, biar semuanya bereeeeeessss!!!

Mittwoch, März 10, 2004

Achtung! Kunci jangan ketinggalan

Minggu kemaren dan minggu ini benar2 lembur dan juga minggu depan, datang jam 7 pagi pulang jam 8 malam. Kaki jadi kepala eh kepala jadi kaki (gaya bahasanya hyperbola), biasa lah ngejar target alias borongan (emangnya project). Ngelihat blog pun harus diiwakilkan sama ibunya anak2, dan terpaksa baru sekarang bisa ngeblog. Cuma kalo jawab shoutbox masih disempatkan dijawab kalau sudah selesai makan malam, di rumah tentunya. Oh yaa, kalo ngomong2 masalah kaki dan kepala, jadi teringat waktu kecil. Dulu saya, Bapak, adek dan abang (kayak iklan toyota kijang aja..) pergi sekolah dengan jalan kaki, biasanya sih pergi pakai vespa. Nah, ada seseorang yang nanya sama Bapak," Pak guru, kok jalan kaki sih", katanya. Dengan sigap bapak menjawab "ya kan ngga bisa jalan kepala". Orang yang nanya tersebut cengar-cengir saja.

Sebenarnya banyak sih ide yang ngocor untuk dituliskan diblog ini, cuma ya itu tadi cibuuuuk. Sebagai oleh2, saya hanya cerita yang ringan2 saja tapi bukan pula tentang kerupuk. Ada pepatah tetua yang mengatakan: terhimpit mau diatas dan terkurung mau diluar, ngga tahu deh artinya apa. Kata sih mengambarkan orang "cerdik". Nah yang namanya terkurung ya ngga ada yang enak kan? Diluar kek..di dalam kek semuanya kekkek.

Pintu rumah atau appartment di Jerman yang saya temui termasuk aneh dan belum pernah saya temui sebelumnya, atau bisa saja saya memang baru tahu. Sistem perkuncian alias perpintuan ini, kalau pintu ditutup otomatis ngga bisa lagi dibuka dari luar (terkunci), jadi musti dibuka dengan kunci. Kalo dari dalam tentu bisa dooong dibuka. Nah apa yang terjadi kalau kita keluar lalu tutup pintu..., terus kunci lupa dibawa? Kalo disini bisa berabe, alias terkurung diluar tadi. Makanya sewaktu kita baru nyampe di Jerman didepan pintu dituliskan Achtung! Kunci jangan ketinggalan. Kalau di Indo si gampang, bisa panjat dinding, bisa lewat jendela atau jurus terakhir dobrak. Itu pun jarang terjadi karena pintu tidak otomatis terkunci. Ada pengalaman tetangga yang terkurung diluar ini. Dua cerita ini adalah keluarga yang baru nyampe dari Indo dan belum tahu dengan perkuncian ini. Pertama sih ngga terlalu berabe, karena pintu terkunci dan ngga bisa masuk, nah kebetulan ada tetangga orang Indo juga dan kunci doublenya dibawah sama saudaranya. Otomatis tinggal nunggu saja, walaupun beberapa jam. Nah cerita yang kedua, sedikit panic dech! Pintu terkunci, dan anak ketinggalan didalam. Satu jam kemudian baru bisa dibuka karena menunggu salah seorang anggota keluarga pulang dari kerja. Nah, oleh sebab itu hati2 kunci jangan sampai ketinggalan........!!! Kalau perlu gantung dileher, cuma trendy kok gantung dileher...