Sonntag, September 26, 2004

Jalan di mata Dzakiyyah

Ada kisah sedikit lucu dan menarik waktu baru di Indonesia dengan iklim yang tentu saja jauh berbeda dengan yang ada di Jerman. Sewaktu kita berkunjung ke rumah saudara di Riau (Kuansing) yang jaraknya tidak berapa jauh dari rumah orang tua sekitar 300 m, kita pergi dengan jalan kaki. Tidak seperti biasanya Dzakiyyah kalau lagi berjalan paling ngga mau di pegang tangannya dan dia lebih asyik berjalan sendiri. Tapi waktu itu Dzakiyyah berusaha menarik tangan saya untuk berjalan di pinggir jalan yang tidak beraspal. Semakin saya tarik ke jalan, tangan dia semakin kencang menarik saya ke pinggir jalan (ke saluran air, yang kebetulan lagi kering). Saya jadi penasaran, akhirnya dia menangis dan berucap, "Ayah, Mama!! Itu bukan jalan kita, itu jalan mobil....jangan disitu!!", ucapnya sambil berteriak ketakutan.
Baru kita sadar, ternyata dia mau mengikutin kebiasaan di Jerman, dimana kalau jalan mobil, sepeda dan jalan orang itu ada pemisahannya. Dan yang namanya jalan mobil yaa..jalan mobil. Dan sedikitpun dia ngga mau dan bahkan melarang kita untuk menginjakkan aspal. Akhirnya, saya gendong Dzakiyyah yang memang sangat ketakutan dan berjalan di saluran air tersebut. Dalam hati saya, ternyata susah juga memperkenalkan iklim baru ini buat anak seumur dia. Mungkin suatu saat semua jalan di Indonesia dipisahkan antara mobil, sepeda dan untuk orang berjalan. Jadi kita ngga perlu lagi berjalan di saluran air. Kapan yaa???