Teringat dulu waktu pergi ke Lembang dengan teman dan kita menerobos lampu kuning di jalan setia budi atas yang terkenal dengan “polisi lampu kuningnya”. Langsung saja kena priiiitt tiba2 entah dari mana? Karena merasa tidak bersalah langsung saja teman saya keluar dari mobil sambil membawa surat-menyurat mobil dan mengikuti pak polisi,sedangkan kita hanya menunggu di mobil sambil berharap moga2 tidak kena tilang. Hanya beberapa saat dalam hitungan 5 menit, teman tadi datang dengan tersenyum. “Bayar berapa Rudy?“, kata kita serentak. “nggaaakk?“ Lho kok bisa, biasanyakan kalau sudah masuk `warung` untuk urusan beginian pasti sudah kena denda/tilang. Ternyata pak polisi tadi lihat alamat teman saya, yang kebetulan tinggal di komplek kajati, Jakarta. Kontan saja nggak berani pak polisi mau ngasih denda, apalagi teman saya memang orang hukum, tentunya jago debat masalah kecil beginian.
Nah lain pula cerita teman saya di Hamburg, dia dipanggil oleh guru sekolah anaknya. Dia heran kenapa dipanggil.Apakah mungkin anaknya punya masalah di sekolah atau dengan teman2nya.Dengan rasa penasaran maka ditemuinya juga guru sekolah anaknya tersebut. Ternyata ceritanya begini…, Pada suatu hari anaknya ditanya oleh gurunya tentang perihal die Ampel. Dia bertanya tentang apa yang dilakukan kalau melihat lampu kuning? Anak teman saya ini langsung menjawab dengan suara keras dan cuek...tancaaaaappp gas. Tentu saja dia merasa yakin betul akan jawabannya ini? Tapi ternyata dengan jawaban seperti ini, akhirnya datanglah surat panggilan buat si orang tua untuk “diselidiki“. Setelah dijelaskan kenapa dipanggil, terus gurunya menanyakan apakah memang si anak diajarin begitu. Kontan saja teman saya yang juga dari Indonesia dengan sigap berdalih....., ya nggak mungkin donk anak saya diajarin begitu....sebetulnya saya tancap gas sewaktu lampu masih hijau..tapi dia nggak lihat sebelumnya lampu hijau itu..setelah lampu kuning baru dia lihat karena anak saya duduknya di belakang..dan bla..bla..berbagai alasan lainnya turut jadi pendukung. Entah itu benar atau salah, yang jelas intinya nggak mau disalahkan kan? he..he..Karena disini, salah mendidik seperti ini pun orang tua kena tegur/sanksi....!!
Makanya disamping harus hati2 dengan lampu kuning, sebaiknya memang nggak usah diterobos….lebih amankan? Nah pertanyaannya sebagai PR di rumah, apa yang anda lakukan ketika melihat lampu kuning, apakah tancaaaap gas atau berhenti perlahan???